Rabu, 09 Januari 2013

KONDISI SOSIOLINGUISTIK DESA TAWANG REJENI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG


KONDISI SOSIOLINGUISTIK
DESA TAWANG REJENI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

Pendahuluan
Makalah ini membahas persoalaan dialek dan sosiolek beserta bahasa dan penggunaan bahasa.

Profil Desa Tawangrejeni Kecamatan Turen Kabupaten Malang
Di dalam masyarakat dusun lowokwaru terdapat dua etnik budaya yang berbeda yaitu etnik Jawa dan etnik Madura, namun sayangnya banyak perubahan yang terjadi yang dikarenakan etnik budaya Madura mulai luntur didalam kebudayaan Jawa hal tersebut dikarenakan penduduk asli dan penduduk  mayoritas adalah penduduk dengan etnik Jawa yang menempati dusun Lowokwaru sehingga etnik Madura harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan belajar budaya Jawa termasuk dengan alat komunikasi yaitu bahasa Jawa. Ditahun 2011 ini etnik Madura mulai samar terlihat di dusun Lowokwaru dikarenakan desakan linggkungan yang menggharuskan etnik Madura dapat berbaur dengan etnik Jawa, orang Madura yang fasih terhadap dialek madura sudah mulai berkurang yang masih tersisapun mereka sudah tua dan sukar berkomunikasi sisa dari keturunan mereka dapat dengan fasih mengunakan dialek Jawa, generasi keturunan merekapun terdidik dengan budaya jawa.  generasi pertama dari etnik madura berdialek Madura asli, generasi kedua dapat memahami kedua dialek, dan generasi ketiga yang saat ini berlangsung mereka berdialek Jawa kental. Dapat diperinci bahwa genersi pertama mereka berdialek Madura  dengan sedikit selinggan dialek jawa dan masih menggunakan struktur dialek  Madura, pada generasi kedua mereka berdialek jawa dan sedikit diselinggi dengan dialek Madura mereka mulai berganti dari struktur dialek Madura menjadi struktur dialek Jawa, dan pada generasi ketiga mereka telah menjadi bagian dari etnik Jawa utuh denggan dialek Jawa serta kebanyakan mereka tidak memahami budaya Madura termasuk dialek Madura. pada saat ini masyarakat dusun Lowokwaru mayoritas berdialek Jawa ngoko alus, dan minoritas berdialek Jawa kromo Inggil, dan dialek Madura.

Kebahasaan
            Bahasa yang sekarang digunakan di Dusun kami yaitu bahasa jawa ngoko alus dan bahasa kromo inggil kedua bahasa ini memiliki fungsi yang berbeda bahasa pertama yaitu ngoko alus digunakan kepada seseorang  untuk berkomunikasi yang seumuran (sebaya) ataupun kepada seorang dibawah umur. Bahasa kedua yaitu bahasa kromo inggil bahasa ini lebih istimewa dari bahasa ngoko alus karena bahasa ini dipergunakan kepada seseorang yang lebih tua ataupun kepada seseorang yang dihormati. Namun sayangnya di Dusun kami penggunaan bahasa Jawa dengan Dialek bahasa kromo ingil mulai tidak diterbiasakan lagi kebanyakan dari masyarakat Dusun Lowokwaru menggunakan bahasa ngoko alus kepada orang tua mereka namun masih tetap menggunakan bahasa kromo inggil kepada orang yang lebih tua selain orang tua ataupun kepana orang yang sudah akrab.
Ragam bahasa di Dusun Lowokwaru:
Bahasa                 Ragam Tinggi(H)               Ragam Rendah(R)
Jawa                keromo inggil              ngoko alus

Contoh perbedaan bahasa kromo inggil, dan kromo alus:
Bahasa indonesia        :bapak sedang mandi
Kromo inggil               :bapak tasek siram
Ngoko alus                  :bapak jek ados

Perbandingan dialek bahasa Jawa Malang dan dialek  bahasa Jawa Blitar
Bahasa Indonesia                    : ibu Marzuki mau pergi kemana?
Bahasa Jawa dialek Malang    : ibuk Marzuki arep nandi?
Bahasa Jawa dialek Blitar       : ibuk Marzuki arep nang endi?
Perbedaan dari segi fon : (Blitar) ibuk marzuki arep nang endi?, Sedangkan dialek Malang ibuk Marzuki arep nandi?. Perbedaan morf: dialek Belitar /ibuk/, /Marzuki/,/arep/,/nang/,/endi/,/?/ sedangkan dalam dialek Malang /ibuk/,/Marzuki/,/arep/,/nandi/,/?/. perbedaan dalam sintaksis dalam kata, frase,klausa dan kalimat, perbedaan kata: dalam dialek Malang terdiri dari 4 kata sedangkan dialek Blitar terdiri dari 5 kata. perbedaan dalam frase: dialek Malang “ibu Marzuki”, “arep nandi” sedangkan dalam dialek malang “ibuk Marzuki”, “arep nang endi”. Perbedaan dalam klausa: dialek Malang ibuk Marzuki (s), arep(p), nandi(k), dalam dialek Blitar ibuk Marzuki (s), arep(p), neng endi(k). perbedaan dalam kalimat: dialek Malang ibuk Marzuki arep nandi? Sedangkan dalam dialek Blitar ibuk Marzuki arep nang endi?.

Penggunaan Bahasa
            Penggunaan bahasa berdasarkan berbagai ranah di dalam lingkungan masyarakat desa Tawangrejeni Turen Malang :
Ranah pemerintahan
Bahasa yang digunakan di dalam ranah pemerintahan di daerah kami yakni bahasa pertama menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa kedua  menggunakan bahasa jawa . bahasa Indonesia digunakan pada situasi-situasi resmi seperti pembuatan proposal dan musyawarah namun saat-saat tertentu bahasa jawa menjadi bahasa kedua juga dipergunakan yakni saat diluar  jam resmi ataupun saat berkomunikasi nonformal.
Ranah pendidikian
            Sepertihalnya ranah pemerintahan rana pendidikan juga menggunakan  bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama disaat kegiatan belajar mengajar maupun rapat, namun di luar kegiatan tersebut menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa kedua.
Ranah transportasi
            Pada ranah ini bahasa Jawa sebagai bahasa pertama namun pada saat ada seorang penumpang yang tidak memahami bahasa Jawa mereka menggunakan alternatife bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.
Ranah perdagangan
            Pada ranah perdagangan  bahasa pertama yang dipergunakan adalah bahasa Jawa namun sepertihalnya ranah transportasi disaat tidak memahami bahasa Jawa sebagai alat komunikasi mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua.
Ranah agama
            Pada ranah ini bahasa pertama adalah bahasa Jawa namun pada saat melakukan kegiatan dakwa dalam bentuk  ceramah mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua namun pada saat-saat tertentu mereka menggunakan bahasa Arab, dan bahas Arab tersebut merupakan bahasa ketiga.
Ranah kekariban
            Berbeda dengan ranah-ranah sebelumnya pada ranah ini bahasa Jawa digolongkan menjadi dua tinggkatan yakni bahasa Jawa kromo inggil dan bahasa Jawa ngoko bahasa pertama yang digunakan adalah bahasa Jawa ngoko bahasa ini digunakan pada saat berbicara kepada orang yang sebaya, bahasa kedua yakni bahasa Jawa kromo inggil digunakan pada saat berbicara kepada orang yang lebih tua dan yang terakhir bahasa ketiga yakni bahasa Indonesia bahasa ini digunakan kepada orang yang tidak memahami kedua bahasa tersebut.
Ranah rumah tangga
            Pada ranah ini karena penduduk desa Tawangrejeni terdiri dari dua etnik maka bahasa yang dipergunakan berbeda, pada etnik Madura yang didalam keluarga mereka sama-sama dari Madura asli bahasa pertama mereka adalah bahasa Madura dan bahasa kedua mereka adalah bahasa Jawa sedangkan pada etnik Jawa bahasa pertama mereka adalah bahasa bahasa Jawa ngoko dan bahasa kedua mereka adalah bahasa Jawa kromo inggil.




Penutup
            Demikian pemahasan singkat tentang desa Tawangrejeni beserta bagaimana bahasa dipergunakan di desa Tawangrejeni Kecamatan Turen kabupaten Malang.

ANALISIS PENOKOHAN PADA NOVEL “ SANG PEMIMPI” KARYA: ANDREA HIRATA

-->
ANALISIS PENOKOHAN PADA NOVEL  “ SANG PEMIMPI”
KARYA: ANDREA HIRATA

1.      Pendahuluan
Analisis penokohan dalam  novel sang pemimpi bertujuan untuk megidentifikasi dan memahami bagaimana karakter masing-masing tokoh untuk memudahkan pembaca dapat memahami cerita melalui watak tokoh dalam novel sang  pemimpi karya Andrea Hirata.
            Karya terdahuluanalisis penokoan novel “sang pemimpi” karya Andrea Hirata yakni sebagai berikut:
Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka
Bang Rhoma
Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Dalam analisis terdahulu hanya demikian tampa ada penguatan karakter yang ditonjolkan sebagai bukti bahwa karakter tersebut benar adanya dalam novel berdasarkan pengalan-pengalan cerita maupun dialog novel. Sedangkan pada analisis ini lebih dari itu, tidak hanya menekankan pada bagaimana karakter tokoh dalam cerita novel melainkan disertakan pembuktian karakter berdasarkan pengalan kata-kata maupun dialog.
Perbedan analisis terdahulu dengan analisis ini terletak pada segi penjabaran yang lebih gamblang dan lebih luas, analisis sebelumnya hanya menjelaskan sikap dan watak tokoh, sedangkan pada analisis ini disertai dengan pembuktian sifat pada penggalan-pengalan novel.
Masalah pada tokoh utama yaitu “Ikal”, sebagai tokoh “aku” tokoh yang dipenuhi oleh  sikap-sikap yang baik dalam cerita, bagaimana dia peduli terhadap kawan-kawanya dan kesantunannya. Masalah pada tokoh kedua “Arai” dia adalah seorang pemimpi  yang selalu bersikap optimis, berpendirian kuat , dan cerdas namun karena kecerdasannya dia sedikit nakal dan Arailah biang keladi dari tindakan-tindakan nakal kawan-kawannya.
2.      Penokoan tokoh ikal
Tokoh ikal sebagai sudut pandang aku adalah seseorang yang berpengetahuan luas dapat dibuktikannya pada bagaimana dia bercerita tentang keadaan ataupun kejadian dengan penuh intelektualitas seperti pada penggalan cerita:
 “lebih tidak masukakal lagi karena aku tahu dibalik para-para itu berdiri rumah turunan prajurit hupo, tionghoa paranoid karena riwayat perang saudara”,dan lain-lain.
Dari dialok itu kita dapat menyimpulkan pengetahuan luas pada diri Ikal. Selain itu juga dapat dilihat pada pengalan.
Tokoh Ikal merupakan tokoh anak yang baik hati,kebaikan yang luarbiasa bagi seorang anak muda hal tersebut dapat kita lihat pada pengalan cerita:
“diperjalanan aku tak banyak bicara karena hati ku ngilu mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauh ku ini.”.
Selain baik tokoh Ikal adalah tokoh yang perduli atas nasib orang lain seperti pada pengalan cerita:
 “aku mengamati Arai.terlihat jelas kesusahan telah menderanya sepanjang hidup. Ia sesuai denganku tapi tampak lebih dewasa. Sinar matanya jernih, polos sekali. Lalu tak dapat air mataku mengalir.Aku tak dapat mengerti bagaimana anak semuda itu menangung cobaan demikian berat sebagai simpai keramat.”
Tokoh yang cinta terhadap orang tua dan hal tersebut dapat dilihat pada penggalan cerita:
“kupandangi pungung ayahku sampai jauh. Sepedahnya berkelok-kelok diatas jalan pasir .Betapa aku mencintai laki-laki pendiam itu. Setiap dua minggu aku bertemu dengannya, tapi setiap hari aku merindukannya.”
Tokoh yang selalu bekerja keras demi berlangsungnya sekolah, sekolah yang begitu jauh dari rumahnya.perjuangan yang begitu keras, dan hal tersebut dapat dilihat pada penggalan cerita:
 “setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang bambu, kami sempoyongan memikul  berbagai jenis mahluk laut yang sudah harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul lima, sehingga pukul enam sudah bisa diserbu oleh ibu-ibu. Artinya, setelah itu leluasa untuk sekolah.”
Tokoh yang mau dan mampu mengontrol ide-ide nakal Arai dengan pemikiran-pemikiran logis. Hal tersebut dapat dilihat pada penggalan:
“ aku tahu, pada setiap rencana busuk Arai, aku harus selalu menjadi orang yang member pandangan logis.”
Pribadi yang religious, taat beragama dan suka mengaji, hal tersebut dapat dibuktikan pada pengalan:
 “aku dan Arai sering dihukum Taikong Hamim karena nafasku tak panjang kalau mengaji pada suatu subuh yang dingin”
Ikal merupakan pribadi yang perduli terhadap siapapun, dan hal tersebut dapat dibuktikan pada penggalan:
“di perjalanan aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauh ku ini”.selain pengalan diatas juga terdapat beberapa dua pengalan berikutnya seperti pengalan:
Karena khawatir dengan kondisi psikologi jimron, aku berusaha mengonfirmasikan berita itu pada inar.dan:
Aku termengu, jimron tak perduli. Dua bulan berikutnya adalah siksaan tak terkira buatkukarena semakin hri keadaan jimron semakin gawat. Jika diajak bicara, maka aku hanya berbicara sendiri. Sore hari, pada jam ketika kuda-kuda itu datang, matanya sayu memandangi dermaga. Dadaku sesak melihatnya. Bahkan sepedah jengki kebanggaannya yang telah ia sulap menjadi uda kini digantungnya. Ia berjalan kaki malas-malasan berangkat sekolah
Tokoh yangberpengharapan tinggi dapat dilihat pada penggalan:
 “pada saat itulah aku, Arai, dan jimron mengkristalisasikan harapan agung kami dalam satu statement yang sangat ambius: cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajar Eropa sampai ke Afrika.”
Tokoh yang sadar akan semua tindakannya dan memahami kosekuensi yang akan dia peroleh dari tindakannya itu seperti pada penggalan:
Tokoh yang berfikir objektif terhadap masalah-masalah yang menimpanya, dan hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
“setelah ku teliti baik-baik, SMA ini rupanya memiliki sebuah geng tengik berangotakan tiga orang cecunguk, yang tak pernah berhenti membuat kerusakan-kerusakan!! Ketiga orang iyu adalah kampiun masalah, para juara pembuat onar!!”.Atas perbuata-perbuatan yang telah ikal perbuat, ikal pasrah terhadap kosekuensi hukuman seperti pada penggalan:
“kami hanya menunduk pasrah menungu putusan hukuman. Aku takjub pada fluktuasi popularitasku disekolah ku ini. Aku pernah menjadi anak Melayu yang takpernah diperdulikan siapapun, lalu menjadi antlop Tibet yang dieluh-eluhkan gadis-gadis semenanjung, dan kini seakan-akan semua orang berkonspirasi membukungiku. Dilapangan ini nasib ku di ujung tanduk.
Tokoh yang dapat mengendalikan emosi meski emosinya di coba oleh jimron namun ikal tetap dapat mengontrol emosinya kembali, hal tersebut dapat dilihat pada penggalan:
“ingin aku mengosok gigi jimbron dengan sikat ubin WC ini, tapi aku masih sabar”. Namun setelah emosinya diuji oleh jimron, emosi ikal mulai naik seperti pada pengalan:
“ aku kelelahan dan setres. Aku tak tahan lagi dengan siksaan tentang kuda. Semua kisah kuda harus dihentikan hari ini, hari ini juga!!”. Namun emosinya dapat kembali karena kebaikhatiannya seperti pada penggalan:
“ah!! Aku telah melukai hati jimron.Hatinya yang lunak dan putih. Bukankah aku selalu berjanji padaku sendiri akan selalu melindungi jimron? Aku menendang ember di dekatku karena marah pada diriku sendiri ada sosok lain dalam diriku yang diam-diam sembunyi, sosok yang tak kukenal. Sosok itu menjelma dengan cepat, lalu mendadak lenyap meningalkan aku berdiri sendiri di depan jimron ditumpuki berton-ton perasaan bersalah. Bersalah pada jimron, bersalah pada pendeta Geo, bahkan kepada aria. Lututku lemas. Aku merasa sebagian diriku telah menghianati bagian diriku yang lain.”
Tokoh yang bijak, hal tersebut dapat dibuktikan pada pengalan:
“hanya mudharat, sahabatku,” dan menyebut sahabatkuitu, kubuat nadaku selembut sutra dari kasmir.”
Jimron menunduk.Tampak berpikir keras mempertimbangkan sesuatu.Tampak pula gurat penyesalan dalam dirinya.
Tokoh yang sangat senang berlari, mungkin selain karena alasan sebagai kuli ngambat baginya dengan berlari dia merasa hidupnya akan terasa lebih mudah seperti pada penggalan:
Aku selalu berlari. Aku menyukai berlari.Para kuli ngambat adalah pelari. Ikan hiu dan pari yang panjangnya sering sampai dua meter akan mengayun bambu pikulan seperti goyangan penyanyi dandut dan daya tendang ayunannya hanya biasa disetabilkan dengan memikul-mikul ikan panjang itu sambil berlari. Taksusah bagiku untuk terpilih jadi sprinter SMA negeri bukan main
Aku berlari berangkat sekolah.Amboi, aku senang sekali berlari. Aku senang berlari menerobos hujan, seperti selendang menembus tirai air berlapis-lapis. Aku tak pernah kelelahan berlari. Tubuhku ringan, kecil, dan ramping, dengan rambut ikal panjang dan kancing baju yang sering tidak lengkap, jika berlari aku merasa seperti orang Indian, aku merasa seumpama benda seni yang meluncur deras menerabas angin.
Tokoh mampu  memahami posisi kawannya, dan hal tersebut dapat dilihat ada penggalan:
Pada detik itu aku menyadari bahwa jimron keranjingan pada kuda karena alas an yang masuk akal
3.      Penokohan tokoh Arai
Pribadi yang baik hati dapat dilihat pada penggalan ....
Tokoh yang berjiwa pemimpin hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
“ tak adil! Ini ide mu Rai, kau harus masuk duluan!!”.Lalu dijawab perintah Ikal “jangan banyak protes!Badan mu yang lebih kecil. Kalau tak masuk duluan, jimron tak bisa masuk!!”.
Tokoh yang mempunyai jiwa petualang, dapat dibuktikan pada cerita Ikal tentang bagaimana dia menikmati sebuah petualangan seperti pada pengalan:
“berbeda dengan Arai. Waktu peti melewati `pengamen ia menjentikan jemarinya mengikuti krincing tamborin.Dan dia tersenyum.Aku mengerti bahwa baginya apa yang kami alami adalah sebuah petualangan asik.”
Pribadi yang sangat kreatif, dan hal tersebut dapat dilihat pada pengalan cerita Ikal yang mengatakan:
“mainan buatannya sendiri”
kalimat tersebut diucapkan Ikal ditujukan untuk Arai.
Dan pada pengalan:
Tabah dan berjiwa besar seperti pada pengalan “
Perduli terhadap kawannya hal itu dapat dilihat pada pengalan cerita Ikal pada bagian:
“Arai mendekatiku lalu menghapus air mataku dengan lengan bajuku yang kumal. Tindakan itu membuat air mataku semakin deras.”
Tokoh yang selalu bersemangat tinggi tercermin dari segala tindak tuturnya hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
“ ia tersenyum penuh semangat. Agaknya dia juga ingin memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru yang membelengunya seumur hidupnya”. “duni!! Sambutlah aku!! Ini aku, Arai, datang untuk mu!!” pasti itu maksudnya.”.Dan pada pengalan:
“jika dikampung-kampung anak-anak bermain merebutkan kapuk yang berterbangan dari pohonnya seperti, hujan salju, Arai akan menjulangku di pundaknya, sepanjang sore berputar- dilapangan tak kenal lelah, tak pernah mau aku gantikan. Ia mengejar layangan untukku, memetik buah delima di puncak pohonnya hanya untukku, mengajariku berenang, menyelam, dan menjalin pukat. Sering bangun tidur aku menemukan kuaci, permen gula merah, bahkan mainan kecil dari tanah liat sudah ada di saku bajuku. Arai diam-diam membuatnya untukku”
Dapat menjadi contoh yang baik bagi kawannya seperti pada penggalan:
“arailah yang mengajariku mencari akar banar untuk dijual kepada penjual ikan. Akar ini digunakan penjual ikan untuk menusuk insang ikan agar mudah ditenteng pembeli.Dia juga mengajakku mengambil akar parun (perdu yang tumbuh dirawa-rawa) yang kami jual pada pedagang klontong untuk membungkus trasi.”
Pribadi istimewa seperti pada penggalan cerita Ikal pada bagian:
“sejak melihat aksi Arai di bak truk tempo hari, aku mengerti bahwa ia adalah pribadi yang istimewa. Meskipun perasaannya telah luluh lantak pada usia sangat muda tapi ia selalu positif dan berjiwa seluas langit. Mengingat masa lalunya yang pilu, aku kagum pada kepribadian dan daya hidupnya.”
Pribadi yang Religius. Hal tersebut dapat dibuktikan pada pengalan:
 “kesedihan hanya tampak padanya ketika ia mengaji Al-Quran.di hadapan kitab suci itu ia seperti orang mengadu, seperti orang yang tahluk, seperti orang yang tahluk, seperti orang yang kelelahan berjuang melawan rasa kehilangan seluruh orang dicintainya.”, dan pada pengalan:
“setiap habis mahrib Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di bawah temaram lampu minyak dan saat itu seisi rumah kami terdiam. Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk malam. Ratap lirihnya mengirisku, menyeretku ke sebuah gubuk ditengah lading tebuh. Setiap lekukan tajwid yang dilantunkan hati muda itu adalah sayat kerinduan yang tak tertanggungkan pada ayah-ibuhnya.”


Selalu ingin tahu hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
 “karena berkepribadian terbuka, memiliki mentalitas selalu ingin tahu dan terus bertanya, Arai berkembang menjadi anak pintar. Ia selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.”
Motifator baik, selalu berusaha memotifasi kawan-kawannya dengan motifasi yang dapat membangun semangat yang sebelumnya belum muncul seperti pada pengalan:
 “jangan takut, tanto…,” ia menguatkan aku dengan gaya lone ranger.
“Arai mengengam tanganku erat-erat dan menuntunku dengan gagah berani melewati ruang tengah rumah. Dalam dukungan Arai,aku tak sedikitpun getar menghadapi badai cemooan. Papan-papan panjang lantai rumah berderak-derak ketika kami berdua melangkah penuh gaya.”
Simpati atas keadaan di daerahnya, seperti pada pengalan:
 " tiga milyar untuk air minum yang tercemar phyrite, empat milyar untuk risiko kontaminasi radio aktif, tujuh milyar kopensasi beban psikologis karena kesenjangan sosial, dan dua milyar untuk hancurnya habitat pelanduk,” usul Arai berapi-api”.
Selain simpati Arai juga merupakan pribadi yang empati pada seseorang seperti pada pengalan novel:
Jalan pikirannya yang sulit ditebak “Arai jelas sedang menuju kepasar. Tak dapat ku duga apa maksudnya. Begitulah Arai, isi kepalanya tak ‘kan pernah dapat ditebak. Di depan took A Siong ia berhenti. Dia turun dari sepeda dan menghampiriku yang kehabisan nafas.Ia mengambil karung uang yang sedang kusandang. Sambil mengumbar senyum tengiknya dia mengedipkan sebelah mata sembari mengeluarkan suara “khekkh!!” persis tekukur terlindas truk.”

Tokoh yang mudah mempengaruhi pada kawannya seperti pada pengalan:
“tapi seperti biasanya Arai selalu menyakinkan. Lihatlah ekspresi dan gayanya berjalan.Aku terhipnotis oleh kekuatan oleh kepercayaan dirinya. Aku seperti kerbau dicucuk hidung, dikirim kepejagalan pun manut saja. Bahkan hanya untuk bertanya mulutku terlanjur kelu”.
Pribadi yang Jujur dapat dilihat padapenggalan:
“Aku menatap mata Arai dalam-dalam.Dia memang aneh tapi aku tahu takada bibit culas dalam dirinya.”
Pemimpi itulah Arai dan hal itu dapat dilihat pada penggalan:
“sejak itu, aku mengenal bagian paling penting menarik dari Arai, yaitu ia mampu melihat keindahan di balik sesuatu, keindahan yang hanya bisa ditemui di dalam mimpi-mimpi. Maka Aria adalah seorang pemimpi yang sesunguhnya, seorang pemimpi sejati.”
Pribadi yang jail namun cerdik dapat dilihat pada penggalan:
“maka dengan segala cara, kami berusaha membalas taikong. Otak pembalasan ini tentu saja Arai. Cara yang paling aman, sehingga paling sering dipraktikkan Arai adalah mengucapkan amin dengan sangat tidak tuma’ninah. Cara ini sebenarnya sangat keterlaluan, tapi maklum waktu itu kami masih SD dan Arai memiliki bakat terpendam di bidang nakal.”.dan pada pengalan:
Cerdas “cerdas sekali, anak muda, cerdas sekali

Sama dengan tokoh ikal Araipun merupakan tokoh yang bekerja keras demi sekolahnya dapat dilihat pada penggalan:
 “setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang bambu, kami sempoyongan memikul  berbagai jenis mahluk laut yang sudah harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul lima, sehingga pukul enam sudah bisa diserbu oleh ibu-ibu. Artinya, setelah itu leluasa untuk sekolah.”
Berpengharapan tinggi dengan dengan motifasi-motifasi yang telah diberikan oleh pak belia harapan tersebut telah menjadi cambuk bagi Arai untuk terus melanjutkan sekolahnya, hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
 “pada saat itulah aku, Arai, dan jimron mengkristalisasikan harapan agung kami dalam satu statement yang sangat ambius: cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajar Eropa sampai ke Afrika.”













4.      Penutup
Jadi pada analisis diatas kita dapat mengetahui sifat-sifat tokoh utama yaitu Ikal dan Arai yaitu ikal adalah tokoh yang baperduli terhadap siapapun, mudah terpengaruh, perduli atas nasib orang lain, pekerja keras, religious, perduli atas sesama, pekerja keras, berpengharapan tinggi, taat, cinta terhadap orang tua, pengontrol tindakan Arai. Sedangkan Arai sendiri adalah tokoh yang berjiwa pemimpin, berjiwa petualang, kreatif, berjiwa besar, bersemangat tinggi, pengayom, mandiri, pribadi istimewa, relegius, selalu ingintahu, bijaksana, simpatik atas keadaan didaerahnya, bersifat empati, jalan pikirnya yang sulit ditebak, mudah mempengaruhi, jujur, pemimpi, rajin mengaji, nakal, pekerja keras, berpengharapan tinggi, cerdas.