ANALISIS PENOKOHAN PADA NOVEL “ SANG PEMIMPI”
KARYA: ANDREA HIRATA
1. Pendahuluan
Analisis penokohan dalam novel sang pemimpi bertujuan untuk megidentifikasi
dan memahami bagaimana karakter masing-masing tokoh untuk memudahkan pembaca
dapat memahami cerita melalui watak tokoh dalam novel sang pemimpi karya Andrea Hirata.
Karya
terdahuluanalisis penokoan novel “sang pemimpi” karya Andrea Hirata yakni
sebagai berikut:
Penokohan
dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah,
penyuka
Bang Rhoma
Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih,
rajin, pantang menyerah
Dalam analisis terdahulu hanya demikian tampa
ada penguatan karakter yang ditonjolkan sebagai bukti bahwa karakter tersebut
benar adanya dalam novel berdasarkan pengalan-pengalan cerita maupun dialog
novel. Sedangkan pada analisis ini lebih dari itu, tidak hanya menekankan pada
bagaimana karakter tokoh dalam cerita novel melainkan disertakan pembuktian
karakter berdasarkan pengalan kata-kata maupun dialog.
Perbedan analisis terdahulu dengan analisis
ini terletak pada segi penjabaran yang lebih gamblang dan lebih luas, analisis
sebelumnya hanya menjelaskan sikap dan watak tokoh, sedangkan pada analisis ini
disertai dengan pembuktian sifat pada penggalan-pengalan novel.
Masalah pada tokoh utama yaitu “Ikal”,
sebagai tokoh “aku” tokoh yang dipenuhi oleh
sikap-sikap yang baik dalam cerita, bagaimana dia peduli terhadap kawan-kawanya
dan kesantunannya. Masalah pada tokoh kedua “Arai” dia adalah seorang
pemimpi yang selalu bersikap optimis,
berpendirian kuat , dan cerdas namun karena kecerdasannya dia sedikit nakal dan
Arailah biang keladi dari tindakan-tindakan nakal kawan-kawannya.
2. Penokoan
tokoh ikal
Tokoh ikal sebagai sudut pandang aku adalah
seseorang yang berpengetahuan luas dapat dibuktikannya pada bagaimana dia
bercerita tentang keadaan ataupun kejadian dengan penuh intelektualitas seperti
pada penggalan cerita:
“lebih tidak masukakal lagi karena aku tahu
dibalik para-para itu berdiri rumah turunan prajurit hupo, tionghoa paranoid
karena riwayat perang saudara”,dan lain-lain.
Dari dialok itu kita dapat menyimpulkan
pengetahuan luas pada diri Ikal. Selain itu juga dapat dilihat pada pengalan.
Tokoh Ikal merupakan tokoh anak yang baik
hati,kebaikan yang luarbiasa bagi seorang anak muda hal tersebut dapat kita
lihat pada pengalan cerita:
“diperjalanan
aku tak banyak bicara karena hati ku ngilu mengenangkan nasib malang yang
menimpa sepupu jauh ku ini.”.
Selain baik tokoh Ikal adalah tokoh yang
perduli atas nasib orang lain seperti pada pengalan cerita:
“aku mengamati Arai.terlihat jelas kesusahan
telah menderanya sepanjang hidup. Ia sesuai denganku tapi tampak lebih dewasa.
Sinar matanya jernih, polos sekali. Lalu tak dapat air mataku mengalir.Aku tak
dapat mengerti bagaimana anak semuda itu menangung cobaan demikian berat
sebagai simpai keramat.”
Tokoh yang cinta terhadap orang tua dan hal
tersebut dapat dilihat pada penggalan cerita:
“kupandangi
pungung ayahku sampai jauh. Sepedahnya berkelok-kelok diatas jalan pasir .Betapa
aku mencintai laki-laki pendiam itu. Setiap dua minggu aku bertemu dengannya,
tapi setiap hari aku merindukannya.”
Tokoh yang selalu bekerja keras demi berlangsungnya
sekolah, sekolah yang begitu jauh dari rumahnya.perjuangan yang begitu keras,
dan hal tersebut dapat dilihat pada penggalan cerita:
“setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang
bambu, kami sempoyongan memikul berbagai
jenis mahluk laut yang sudah harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul
lima, sehingga pukul enam sudah bisa diserbu oleh ibu-ibu. Artinya, setelah itu
leluasa untuk sekolah.”
Tokoh yang mau dan mampu mengontrol ide-ide
nakal Arai dengan pemikiran-pemikiran logis. Hal tersebut dapat dilihat pada
penggalan:
“
aku tahu, pada setiap rencana busuk Arai, aku harus selalu menjadi orang yang
member pandangan logis.”
Pribadi yang religious, taat beragama dan
suka mengaji, hal tersebut dapat dibuktikan pada pengalan:
“aku dan Arai sering dihukum Taikong Hamim karena
nafasku tak panjang kalau mengaji pada suatu subuh yang dingin”
Ikal merupakan pribadi yang perduli terhadap
siapapun, dan hal tersebut dapat dibuktikan pada penggalan:
“di
perjalanan aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu mengenangkan nasib malang
yang menimpa sepupu jauh ku ini”.selain pengalan diatas juga terdapat beberapa dua pengalan berikutnya
seperti pengalan:
Karena
khawatir dengan kondisi psikologi jimron, aku berusaha mengonfirmasikan berita
itu pada inar.dan:
Aku
termengu, jimron tak perduli. Dua bulan berikutnya adalah siksaan tak terkira
buatkukarena semakin hri keadaan jimron semakin gawat. Jika diajak bicara, maka
aku hanya berbicara sendiri. Sore hari, pada jam ketika kuda-kuda itu datang,
matanya sayu memandangi dermaga. Dadaku sesak melihatnya. Bahkan sepedah jengki
kebanggaannya yang telah ia sulap menjadi uda kini digantungnya. Ia berjalan
kaki malas-malasan berangkat sekolah
Tokoh yangberpengharapan tinggi dapat dilihat
pada penggalan:
“pada saat itulah aku, Arai, dan jimron
mengkristalisasikan harapan agung kami dalam satu statement yang sangat ambius:
cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakan kaki di
altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajar Eropa sampai ke Afrika.”
Tokoh yang sadar akan semua tindakannya dan
memahami kosekuensi yang akan dia peroleh dari tindakannya itu seperti pada
penggalan:
Tokoh yang berfikir objektif terhadap
masalah-masalah yang menimpanya, dan hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
“setelah
ku teliti baik-baik, SMA ini rupanya memiliki sebuah geng tengik berangotakan
tiga orang cecunguk, yang tak pernah berhenti membuat kerusakan-kerusakan!!
Ketiga orang iyu adalah kampiun masalah, para juara pembuat onar!!”.Atas perbuata-perbuatan yang telah ikal
perbuat, ikal pasrah terhadap kosekuensi hukuman seperti pada penggalan:
“kami
hanya menunduk pasrah menungu putusan hukuman. Aku takjub pada fluktuasi
popularitasku disekolah ku ini. Aku pernah menjadi anak Melayu yang takpernah
diperdulikan siapapun, lalu menjadi antlop Tibet yang dieluh-eluhkan
gadis-gadis semenanjung, dan kini seakan-akan semua orang berkonspirasi
membukungiku. Dilapangan ini nasib ku di ujung tanduk.
Tokoh yang dapat mengendalikan emosi meski
emosinya di coba oleh jimron namun ikal tetap dapat mengontrol emosinya
kembali, hal tersebut dapat dilihat pada penggalan:
“ingin
aku mengosok gigi jimbron dengan sikat ubin WC ini, tapi aku masih sabar”. Namun setelah emosinya diuji oleh jimron,
emosi ikal mulai naik seperti pada pengalan:
“
aku kelelahan dan setres. Aku tak tahan lagi dengan siksaan tentang kuda. Semua
kisah kuda harus dihentikan hari ini, hari ini juga!!”. Namun emosinya dapat kembali karena
kebaikhatiannya seperti pada penggalan:
“ah!!
Aku telah melukai hati jimron.Hatinya yang lunak dan putih. Bukankah aku selalu
berjanji padaku sendiri akan selalu melindungi jimron? Aku menendang ember di
dekatku karena marah pada diriku sendiri ada sosok lain dalam diriku yang
diam-diam sembunyi, sosok yang tak kukenal. Sosok itu menjelma dengan cepat,
lalu mendadak lenyap meningalkan aku berdiri sendiri di depan jimron ditumpuki
berton-ton perasaan bersalah. Bersalah pada jimron, bersalah pada pendeta Geo,
bahkan kepada aria. Lututku lemas. Aku merasa sebagian diriku telah menghianati
bagian diriku yang lain.”
Tokoh yang bijak, hal tersebut dapat
dibuktikan pada pengalan:
“hanya
mudharat, sahabatku,” dan menyebut sahabatkuitu, kubuat nadaku selembut sutra
dari kasmir.”
Jimron
menunduk.Tampak berpikir keras mempertimbangkan sesuatu.Tampak pula gurat
penyesalan dalam dirinya.
Tokoh yang sangat senang berlari, mungkin selain
karena alasan sebagai kuli ngambat baginya dengan berlari dia merasa hidupnya
akan terasa lebih mudah seperti pada penggalan:
Aku
selalu berlari. Aku
menyukai berlari.Para kuli ngambat adalah pelari. Ikan hiu dan pari yang
panjangnya sering sampai dua meter akan mengayun bambu pikulan seperti goyangan
penyanyi dandut dan daya tendang ayunannya hanya biasa disetabilkan dengan
memikul-mikul ikan panjang itu sambil berlari. Taksusah bagiku untuk terpilih
jadi sprinter SMA negeri
bukan main
Aku
berlari berangkat sekolah.Amboi, aku senang sekali berlari. Aku senang berlari
menerobos hujan, seperti selendang menembus tirai air berlapis-lapis. Aku tak
pernah kelelahan berlari. Tubuhku ringan, kecil, dan ramping, dengan rambut
ikal panjang dan kancing baju yang sering tidak lengkap, jika berlari aku
merasa seperti orang Indian, aku merasa seumpama benda seni yang meluncur deras
menerabas angin.
Pada
detik itu aku menyadari bahwa jimron keranjingan pada kuda karena alas an yang
masuk akal
3. Penokohan
tokoh Arai
Pribadi yang baik hati dapat dilihat pada
penggalan ....
Tokoh yang berjiwa pemimpin hal tersebut dapat
dilihat pada pengalan:
“
tak adil! Ini ide mu Rai, kau harus masuk duluan!!”.Lalu dijawab perintah Ikal
“jangan banyak protes!Badan mu yang lebih kecil. Kalau tak masuk duluan, jimron
tak bisa masuk!!”.
Tokoh yang mempunyai jiwa petualang, dapat
dibuktikan pada cerita Ikal tentang bagaimana dia menikmati sebuah petualangan
seperti pada pengalan:
“berbeda
dengan Arai. Waktu peti melewati `pengamen ia menjentikan jemarinya mengikuti
krincing tamborin.Dan dia tersenyum.Aku mengerti bahwa baginya apa yang kami
alami adalah sebuah petualangan asik.”
Pribadi yang sangat kreatif, dan hal tersebut
dapat dilihat pada pengalan cerita Ikal yang mengatakan:
“mainan
buatannya sendiri”
kalimat tersebut diucapkan Ikal ditujukan
untuk Arai.
Dan pada pengalan:
Tabah dan berjiwa besar seperti pada pengalan
“
Perduli terhadap kawannya hal itu dapat
dilihat pada pengalan cerita Ikal pada bagian:
“Arai
mendekatiku lalu menghapus air mataku dengan lengan bajuku yang kumal. Tindakan
itu membuat air mataku semakin deras.”
Tokoh yang selalu bersemangat tinggi
tercermin dari segala tindak tuturnya hal tersebut dapat dilihat pada pengalan:
“
ia tersenyum penuh semangat. Agaknya dia juga ingin memerdekakan dirinya dari
duka mengharu biru yang membelengunya seumur hidupnya”. “duni!! Sambutlah aku!!
Ini aku, Arai, datang untuk mu!!” pasti itu maksudnya.”.Dan pada pengalan:
“jika
dikampung-kampung anak-anak bermain merebutkan kapuk yang berterbangan dari
pohonnya seperti, hujan salju, Arai akan menjulangku di pundaknya, sepanjang
sore berputar- dilapangan tak kenal lelah, tak pernah mau aku gantikan. Ia
mengejar layangan untukku, memetik buah delima di puncak pohonnya hanya
untukku, mengajariku berenang, menyelam, dan menjalin pukat. Sering bangun
tidur aku menemukan kuaci, permen gula merah, bahkan mainan kecil dari tanah
liat sudah ada di saku bajuku. Arai diam-diam membuatnya untukku”
Dapat menjadi contoh yang baik bagi kawannya seperti
pada penggalan:
“arailah
yang mengajariku mencari akar banar untuk dijual kepada penjual ikan. Akar ini
digunakan penjual ikan untuk menusuk insang ikan agar mudah ditenteng
pembeli.Dia juga mengajakku mengambil akar parun (perdu yang tumbuh
dirawa-rawa) yang kami jual pada pedagang klontong untuk membungkus trasi.”
Pribadi istimewa seperti pada penggalan
cerita Ikal pada bagian:
“sejak
melihat aksi Arai di bak truk tempo hari, aku mengerti bahwa ia adalah pribadi
yang istimewa. Meskipun perasaannya telah luluh lantak pada usia sangat muda
tapi ia selalu positif dan berjiwa seluas langit. Mengingat masa lalunya yang
pilu, aku kagum pada kepribadian dan daya hidupnya.”
Pribadi yang Religius. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada pengalan:
“kesedihan hanya tampak padanya ketika ia mengaji
Al-Quran.di hadapan kitab suci itu ia seperti orang mengadu, seperti orang yang
tahluk, seperti orang yang tahluk, seperti orang yang kelelahan berjuang
melawan rasa kehilangan seluruh orang dicintainya.”, dan pada pengalan:
“setiap
habis mahrib Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di bawah temaram lampu
minyak dan saat itu seisi rumah kami terdiam. Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk
malam. Ratap lirihnya mengirisku, menyeretku ke sebuah gubuk ditengah lading
tebuh. Setiap lekukan tajwid yang dilantunkan hati muda itu adalah sayat
kerinduan yang tak tertanggungkan pada ayah-ibuhnya.”
Selalu ingin tahu hal tersebut dapat dilihat
pada pengalan:
“karena berkepribadian terbuka, memiliki
mentalitas selalu ingin tahu dan terus bertanya, Arai berkembang menjadi anak
pintar. Ia selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.”
Motifator baik, selalu berusaha memotifasi
kawan-kawannya dengan motifasi yang dapat membangun semangat yang sebelumnya
belum muncul seperti pada pengalan:
“jangan takut, tanto…,” ia menguatkan aku
dengan gaya lone ranger.
“Arai
mengengam tanganku erat-erat dan menuntunku dengan gagah berani melewati ruang
tengah rumah. Dalam dukungan Arai,aku tak sedikitpun getar menghadapi badai
cemooan. Papan-papan panjang lantai rumah berderak-derak ketika kami berdua
melangkah penuh gaya.”
Simpati atas keadaan di daerahnya, seperti
pada pengalan:
" tiga milyar untuk air minum yang
tercemar phyrite, empat milyar untuk risiko kontaminasi radio aktif, tujuh
milyar kopensasi beban psikologis karena kesenjangan sosial, dan dua milyar
untuk hancurnya habitat pelanduk,” usul Arai berapi-api”.
Selain simpati Arai juga merupakan pribadi
yang empati pada seseorang seperti pada pengalan novel:
Jalan
pikirannya yang sulit ditebak “Arai jelas sedang menuju kepasar. Tak dapat ku
duga apa maksudnya. Begitulah Arai, isi kepalanya tak ‘kan pernah dapat
ditebak. Di depan took A Siong ia berhenti. Dia turun dari sepeda dan menghampiriku
yang kehabisan nafas.Ia mengambil karung uang yang sedang kusandang. Sambil
mengumbar senyum tengiknya dia mengedipkan sebelah mata sembari mengeluarkan
suara “khekkh!!” persis tekukur terlindas truk.”
Tokoh yang mudah mempengaruhi pada kawannya
seperti pada pengalan:
“tapi
seperti biasanya Arai selalu menyakinkan. Lihatlah ekspresi dan gayanya
berjalan.Aku terhipnotis oleh kekuatan oleh kepercayaan dirinya. Aku seperti
kerbau dicucuk hidung, dikirim kepejagalan pun manut saja. Bahkan hanya untuk
bertanya mulutku terlanjur kelu”.
Pribadi yang Jujur dapat dilihat
padapenggalan:
“Aku
menatap mata Arai dalam-dalam.Dia memang aneh tapi aku tahu takada bibit culas
dalam dirinya.”
Pemimpi itulah Arai dan hal itu dapat dilihat
pada penggalan:
“sejak
itu, aku mengenal bagian paling penting menarik dari Arai, yaitu ia mampu
melihat keindahan di balik sesuatu, keindahan yang hanya bisa ditemui di dalam
mimpi-mimpi. Maka Aria adalah seorang pemimpi yang sesunguhnya, seorang pemimpi
sejati.”
Pribadi yang jail namun cerdik dapat dilihat
pada penggalan:
“maka
dengan segala cara, kami berusaha membalas taikong. Otak pembalasan ini tentu
saja Arai. Cara yang paling aman, sehingga paling sering dipraktikkan Arai
adalah mengucapkan amin dengan sangat tidak tuma’ninah. Cara ini sebenarnya
sangat keterlaluan, tapi maklum waktu itu kami masih SD dan Arai memiliki bakat
terpendam di bidang nakal.”.dan
pada pengalan:
Cerdas
“cerdas sekali, anak muda, cerdas sekali”
Sama dengan tokoh ikal Araipun merupakan tokoh
yang bekerja keras demi sekolahnya dapat dilihat pada penggalan:
“setiap pukul dua pagi, berbekal sebatang
bambu, kami sempoyongan memikul berbagai
jenis mahluk laut yang sudah harus tersaji di meja pualam stanplat pada pukul
lima, sehingga pukul enam sudah bisa diserbu oleh ibu-ibu. Artinya, setelah itu
leluasa untuk sekolah.”
Berpengharapan tinggi dengan dengan
motifasi-motifasi yang telah diberikan oleh pak belia harapan tersebut telah
menjadi cambuk bagi Arai untuk terus melanjutkan sekolahnya, hal tersebut dapat
dilihat pada pengalan:
“pada saat itulah aku, Arai, dan jimron
mengkristalisasikan harapan agung kami dalam satu statement yang sangat ambius:
cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakan kaki di
altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajar Eropa sampai ke Afrika.”
4. Penutup
Jadi pada analisis diatas kita dapat
mengetahui sifat-sifat tokoh utama yaitu Ikal dan Arai yaitu ikal adalah tokoh
yang baperduli terhadap siapapun, mudah terpengaruh, perduli atas nasib orang
lain, pekerja keras, religious, perduli atas sesama, pekerja keras, berpengharapan
tinggi, taat, cinta terhadap orang tua, pengontrol tindakan Arai. Sedangkan
Arai sendiri adalah tokoh yang berjiwa pemimpin, berjiwa petualang, kreatif,
berjiwa besar, bersemangat tinggi, pengayom, mandiri, pribadi istimewa,
relegius, selalu ingintahu, bijaksana, simpatik atas keadaan didaerahnya,
bersifat empati, jalan pikirnya yang sulit ditebak, mudah mempengaruhi, jujur,
pemimpi, rajin mengaji, nakal, pekerja keras, berpengharapan tinggi, cerdas.
tokoh nya cuma 2?
BalasHapus